Terdapat beberapa kebiasaan sunnah yang disarankan dilakukan selama bulan Syawal tahun 1446 Hijriah.
Sekarang kita telah berada di bulan Syawal, pada hari Senin (31/3/2025).
Adapun keutamaan bulan Syawal adalah melengkapi rangkaian ibadah selama bulan Ramadan.
Berdasarkan informasi dari Baznas.go.id, berikut adalah beberapa kebaikan yang disarankan bagi setiap Muslim di Bulan Syawal, mencakup mulai dari ibadah puasa sampai bersedekha.
Perbuatan Khusus pada Bulan Syawal
1. Fastabiqul Khairat Selama 6 Hari di Bulan Syawal
Puasa selama enam hari di bulan Syawal menunjukkan kebaikan yang setara dengan berpuasa sepanjang tahun.
Seperti yang telah disebutkan dalam riwayat yang berasal dari Abu Ayub Al Anshari, Rasulullah SAW bersabda:
Siapa yang berpuasa Ramadan lalu diikuti dengan enam hari dari bulan Syawal, maka itu setara dengan puasa seumur hidup.
Siapun yang menunaikan ibadah puasa Ramadan kemudian mengikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka ia akan mendapatkan pahala seperti dia telah menjalankan puasa sepanjang tahun.
(Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dan juga direkam oleh Imam Ahmad dalam riwayatnya dari Jabir).
2. Puasa Senin Kamis
Di luar puasa di bulan Syawal, beberapa hadits menyebutkan bahwa puasa pada hari Senin dan Kamis adalah salah satu jenis ibadah sunnah yang digemari oleh Rasulullah SAW.
Seperti yang dinyatakan oleh Aisyah radhiyallahu anha: "Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasalam sangat bersemangat dan tekun melaksanakan ibadah puasa pada hari senin dan kamis."
(HR. Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Imam Ahmad)
Berdasarkan keterangan dalam buku Puasa Senin-Kamis karangan Mahmud Ahmad Mustafa, hari senin dan kamis adalah waktu di mana amalan seseorang diteliti lebih lanjut, sebagaimana yang disampaikan oleh Abu Hurairah RA atas ucapan Nabi Muhammad SAW:
"Perbuatan-perbuatan tersebut diserahkan untuk diperiksa setiap hari Senin dan Kamis. Oleh sebab itu, saya berharap agar perbuatan baik yang telah saya lakukan dicek ketika diri ini tengah berpuasa." (HR Tirmidzi).
Para ulama mengatakan bahwa bermaksud untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis yang dikombinasikan dengan puasa Syawal diperbolehkan.
Fastabiqul Khairat pada hari Senin Kamis serta berpuasa di bulan Syawal dapat dikelompokkan bersama-sama, mirip dengan tekad melaksanakan zakat dan menjalin hubungan kekeluargaan.
Apabila seseorang menunaikan dua puasa sunnah secara berurutan, ia akan mendapatkan ganjaran dari kedua-dua ibadah tersebut.
Maka umat muslim yang mengerjakannya bisa mendapatkan dua manfaat dari dua aktivitas puasa sunnah tersebut.
3. Puasa Ayyamul Bidh
Amalan sunnah di bulan Syawal lainnya adalah puasa Ayyamul Bidh.
Puasa sunnah dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 (menurut kalender Hijriyah) tiap bulannya.
Dalam riwayat Bukhari yang datang dari Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash RA disampaikan bahwa salah satu keunggulan puasa Ayyamul Bidh setara dengan berpuasa sepanjang tahun.
Riwayat Abu Daud juga menyebutkan kepentingan hal ini.
Puasa tiga hari adalah sama seperti puasa seumur hidup.
Artinya:
"Berpuasa selama tiga hari tiap bulan sama saja dengan berpuasa sepanjang tahun." (HR Bukhari)
Puasa Ayyamul Bidh juga menjadi salah satu dari tiga hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW.
Seperti yang tercatat dalam hadits Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW menyampaikan tiga pesan penting kepada salah satu sahabatnya, Abu Darda.
Teman dekatku menyuruhiku untuk melakukan tiga hal dan aku tidak akan meninggalkannya sampai akhir hidupku: berpuasa selama tiga hari setiap bulan, shalat dzuhur, serta tidur di atas kitab suci.
Artinya:
"Rasulullah SAW menasehatiku tentang tiga perkara yang selalu kuperbuat sampai akhir hayatku: berpuasa selama tiga hari di tiap bulan, melaksanakan dua rakaat shalat Duha, dan juga melakukan shalat Witir sebelum tertidur." (HR Bukhari dan Muslim)
4. Silaturahmi
Bulan Syawal adalah waktu yang tepat untuk mempererat hubungan silaturahmi.
Saran untuk mengembangkan hubungan baik dengan kerabat disampaikan melalui sebuah hadits yang berasal dari Abu Ayyub Al Anshori. Pernah suatu waktu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diminta menyebutkan amalan apa saja yang bisa membawa orang masuk surga, maka beliau merespons:
Kamu menyembah Allah tanpa mempersembahkan apapun kepada-Nya, menjalankan sholat, memberikan zakat, dan meneguhkan tali silaturrahmi.
Artinya:
"Sujudkanlah diri kepada Allah, jangan sekali-kali melakukan kesyirikan terhadapNya, laksanakanlah salat, bayarkanlah zakat, serta bangunilah hubungan baik dengan keluarga dan saudara-saudaramu." (HR. Bukhari no. 5983)
Di luar mendapat ganjaran seperti lapangnya nafkah dan pula penghayatan iman individu, melanjutkan hubungan baik dengan orang lain pun bisa menghindarkan kita dari pelaknat yang akan menjatuhkan kita ke dalam bara api neraka.
Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam hadis dari Abu Bakroh, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Tidak ada dosa yang lebih pantas mendapat hukuman dari Allah Swt. di dunia - meskipun masih disimpan untuknya di akherat - seperti halnya zalim dan memutus hubungan keluarga.
Artinya:
"Tidak terdapat kesalahan yang lebih patut untuk segera dibalaskan di dunia ini—termasuk kesalahan yang tersimpan untuk hari akher—daripada tindakan kezaliman dan putus hubungan dengan keluarga atau kerabat" (diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam nomor 4902, At-Tirmidzy dalam nomor 2511, serta Ibn Majah dalam nomor 4211; hadits ini sahih).
5. Bersedekah
Berbuat baik dengan memberi sedekah pun menjadi sunnah dari Nabi Muhammad SAW yang disarankan untuk dijalankan setiap saat.
Sedekah harus dilaksanakan dengan cepat sebagai ekspresi rasa terima kasih atas karunia yang diberikan oleh Allah SWT.
Perbuatan ini amat disukai oleh Allah hingga memberikan ganjaran dan kebaikan berkali-kali lipat kepada tiap Muslim yang melaksanakannya.
Dengan melakukan sedekah, kita akan mengembangkan rasa empati yang kuat, terbebas dari sikap pelit, dan senantiasa mensyukuri apa pun yang dimiliki. Selain itu, hal ini juga dapat membuka berbagai kesempatan rejeki dari segala penjuru.
Maka sedekah tidak pernah mengurangi harta, dan malah sebaliknya.
Berbuat sedekah malahan akan membuka lebar-lebar pintu rezki. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berpesan,
Ù…َا Ù†َÙ‚َصَتْ صَدَÙ‚َØ©ٌ Ù…ِÙ†ْ Ù…َالٍ
Artinya :
“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim no. 2558, dari Abu Hurairah)
Menurut satu hadits lain, Asma' binti Abi Bakr menceritakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berbicara kepada saya dan mengatakan:"
Belanjakan atau sebarkanlah, apakah itu menyemai kebaikan atau memberi air, dan jangan pelit karena Allah akan mencatatnya untukmu, juga jangan enggan karena Allah akan mengingatkannya padamu.
Artinya :
InFAQ-kan harta Anda. Jangan pelit atau terlalu memikirkan jumlah yang disedekahkan (simpan-simpan dan jangan dermakan). Bila demikian, niscaya Allah akan mencabut berkat dari rezeki itu.
Jangan mencegah karunia dari Allah bagimu. Bila kamu melakukannya, niscaya Allah akan menyimpan kebaikan-Nya serta belas kasihan-Nya daripada mu. (*)
Artikel ini sudah dipublikasikan di Tribunnews.com
Social Plugin