Dinding rumah yang pecah seringkali diremehkan, khususnya jika retakannya cukup sempit atau hanya tampak di bagian tepi. Akan tetapi, biarkan kondisi tersebut bertahan selama mungkin dapat menyebabkan masalah besar hingga merugikan struktur bangunan secara keseluruhan. Banyak individu percaya bahwa timbulnya retakan pada dinding merupakan sesuatu yang biasa dari usia gedung, meskipun sebenarnya ada berbagai alasan dasar yang bisa dicegah mulai saat konstruksi dimulai. Agar Anda tak khawatir dan dapat melakukan antisipasi sedari dini, berikut ini beberapa pemicu utama dinding rumah cepat rusak yang harus diketahui.
1. Kelemahan pada Struktur Dasar Fondasi
Dasar penting dari suatu struktur bangunan adalah fondasi. Apabila pembangunan fondasi dilakukan dengan semena-mena, tak memenuhi kaidah teknis konstruksi, ataupun menggunakan material berkualitas buruk maka hal ini dapat mendongkrak potensi dinding pecah. Indikator salah satunya bahwa ada masalah pada bagian fondasi yaitu timbulannya celah-celah condong maupun lebar pada dinding tersebut. Kondisi seperti itu biasanya disebabkan oleh perpindahan lapisan tanah di bawah fondasi, sehingga membuat dinding bergeser serta tertekan secara tidak seimbang.
2. Mutu Bahan Yang Dipakai Tidak Sesuai Harapan
Pemilihan material konstruksi amat mempengaruhi ketangguhan struktur bangunan, seperti dinding. Bila semen, pasir, ataupun bata yang dipilih memiliki mutu rendah, kemampuan perekatannya akan berkurang juga. Dinding menjadi cenderung lebih rentan retak, apalagi dihadapkan pada pergantian iklim atau penambahan bobot. Sebagai contoh, jika pasir terlampau lembut atau tinggi kadar lumpurnya dapat menyebabkan campuran tak mencapai kerapatannya optimal dan dengan cepat pecah selepas pengeringan.
3. Penurunan Tanah
Alasan lain mengapa dinding rumah sering retak adalah karena adanya penurunan tanah di bawah pondasi. Hal ini bisa disebabkan oleh tanah yang belum ditata dengan benar sebelum konstruksi dimulai atau mungkin juga akibat dari kualitas tipe tanah itu sendiri, misalnya tanah hasil pengisaran atau lempung. Kondisi tersebut dapat membuat pondasi hunian Anda merosot bersama-sama dengan pergerakan tanah, sehingga memberikan tekanan tambahan kepada seluruh susunan bangunan, termasuk dinding-dindingnya.
4. Variasi Temperatur dan Iklim yang Drastis
Lingkungan memiliki pengaruh signifikan pula. Kondisi cuaca seperti suhu yang berfluktuasi secara drastis antara masa kemarau yang amat panas langsung diikuti oleh hujan lebat bisa memicu proses pelebaran dan pengecilan pada bahan dinding bangunan. Fenomena ini menimbulkan stres internal terhadap struktur dinding, akhirnya menciptakan retakannya.
5. Kebasahan Akibat Rembesan Air
Dinding yang sering terkena rembesan air, entah dari atap bocor atau saluran air yang bocor di dalam tembok, akan mengalami penurunan daya tahan. Kelembapan tinggi bisa membuat material mengembang dan lama-lama kehilangan kekuatan ikatannya. Ini tidak hanya membuat tembok retak, tapi juga bisa menyebabkan jamur dan mengelupasnya cat tembok.
Teks oleh: Firyal Tiara Foto teaser: Chasseur de Couleurs
Social Plugin