6 Makanan yang Lebih Baik Tidak Dimakan Mentah

Banyak individu menyukai konsumsi hidangan mentah seperti sushi, sashimi, atau lalaban dikarenakan kesegaran rasa serta diyakini memiliki manfaat kesehatan yang lebih tinggi. Akan tetapi, bukan berarti seluruh jenis pangan dapat dinikmati dalam keadaan belum diolah tanpa adanya ancaman bagi tubuh. Terdapat potensi paparan terhadap mikroorganisme patogen, cacing, ataupun senyawa merugikan lainnya yang sanggup mengganggu kondisi fisik manusia.

Melakukan proses memasak pada temperatur yang sesuai sangat krusial guna mengeliminasi bakteri dan mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh konsumsi makanan setengah matang atau belum dimasak dengan baik.

Selanjutnya, apa sajakah jenis makanan yang dapat menyebabkan penyakit apabila dimakan dalam keadaan mentah? Berikut rangkum dari berbagai sumber.

Daging Unggas

Mengkonsumsi daging unggas seperti ayam atau kalkun dalam keadaan belum matang bisa mengancam kesehatan akibat risiko kontaminasi oleh bakteri Salmonella. Bakteri ini mampu memicu infeksi pada sistem pencernaan dengan gejalanya meliputi kram, demam, nyeri perut sampai diare.

Agar terhindar dari ancaman tersebut, daging ayam perlu dimasak pada temperatur yang sesuai sehingga organisme berbahaya di dalamnya akan binasa. Tambahan pula, mencuci daging ayam menggunakan air sebelum proses memasak disarankan untuk tidak dilakukan demi mencegah kemungkinan pencemaran lintasan.

Telur

Telur mentah ataupun telur yang hanya digoreng sebentar pun bisa menjadi sumber bahaya karena mengandung bakteri Salmonella. Oleh karenanya, penting sekali bagi kita memastikan bahwa telur tersebut sudah masak sepenuhnya sebelum disantap. USDA menyarankan agar telur diproses hingga mencapai suhu paling rendah 160°F (atau 71,1°C) guna menjauhi kemungkinan penularan penyakit akibat kontaminasi bakteri ini.

Kentang

Kentang segar memiliki zat tepung yang susah untuk diolah oleh tubuh. Apabila disantap dalam keadaan belum matang, hal ini mungkin menimbulkan perut buncit serta masalah pada sistem pencernaan. Karena alasan tersebut, lebih baik meresep kentang terlebih dahulu supaya zat tepung bandel itu bisa hancur dan membuatnya jadi lebih aman untuk dikonsumsi.

Susu yang Tidak Dipasteurisasi

Pasteurisasi merupakan langkah krusial pada saat memproses susu guna menyingkirkan mikroorganisme yang merugikan. Jika tidak dilakukan prosedur tersebut, susu segar memiliki potensi tinggi terkontaminasi oleh bakteri berbahaya seperti Escherichia coli, Listeria, serta Campylobacter. Sebabnya, melalui pasteurisasi, susu menjadi produk yang jauh lebih aman bagi konsumen.

Demi menjaga keamanannya, pilih susu atau produk susu yang telah melalui proses pasteurisasi dan simpan dalam kulkas untuk meminimalisir perkembangan bakteri.

Kacang Merah

Kacang merah segar memiliki kandungan zat phytohemagglutinin, yaitu suatu jenis protein alami yang bisa menjadi racun bagi tumbuhan dan dapat menimbulkan masalah dalam proses pencernaan. Racun tersebut mampu menciptakan gejala serupa dengan sindrom usus atau penyakit perut (gastroenteritis), termasuk rasa ingin muntah, benak untuk memuntahkan isi lambung, serta buang air besar tidak teratur.

Kecambah

Jentet biasanya dimasukkan sebagai pelengkap pada roti lapis atau hidangan sayuran segar. Akan tetapi, jentet yang belum matang lebih baik dijauhkan karena cenderung mudah tertular oleh mikroorganisme berbahaya semisal Salmonella, E. coli, serta Listeria.

Kondisi yang panas dan lembab di mana kecambah tumbuh memungkinkan pertumbuhan bakteri secara cepat. Untuk menghindari ini, sebaiknya Anda menumis kecambah terlebih dulu guna melenyapkan bakteri sehingga lebih aman dimakan.

Walaupun sebagian pangan memiliki rasa yang lebih fresh ketika disantap dalam keadaan mentah, belum tentu semua bahan tersebut baik untuk kesehatan tubuh. Penting sekali untuk memastikan bahwa Anda menyiapkannya secara tepat supaya bisa menjauhkan diri dari ancaman berbagai macam penyakit.

Reporter Salsha Okta Fairuz